MODIFIKASI FORMULA
Ø
Modifikasi dilakukan terhadap formula
standar
Bahan-bahan
tambahan yang akan diganti / ditambahkan / diubah konsentrasi
1.
Penggantian Cutavit Richter dan
Soya Lecithin dengan Bahan Alam
Alasan:
·
Bahan
tersebut di atas sulit untuk diperoleh
·
Bahan
alam lebih efektif digunakan sebagai bahan aktif karena memiliki banyak
kandungan bermanfaat yang dapat menutrisi rambut atau kulit rambut. Bahan alam
memiliki lebih dari satu komponen bermanfaat (Korac and Khambholja, 2011).
·
Komponen
kimia atau sintetik tersebut terkadang memiliki efek toksik dan mengiritasi
pada kulit sedangkan produk dengan komponen alami dirasa lebih aman untuk
digunakan karena tidak berbahaya dan tidak menimbulkan iritasi pada
penggunaannya (Korac and Khambholja, 2011)
2.
Penambahan Ekstrak Stroberi
Alasan
:
·
Strawberry merupakan buah-buahan yang kaya akan
senyawa berkhasiat yang memiliki berbagai manfaat untuk rambut
·
Stawberry kaya akan asam folat yang dapat memperbaiki sel-sel dalam tubuh sehingga
dapat mempercepat pertumbuhan dan
perbaikan sel-sel rambut. (Lampiran 1)
·
Asam folat juga dapat memberikan efek rambut terlihat
lebih terlihat berkilau. (Lampiran 1)
·
Buah strawberry merupakan salah satu buah yang kaya
akan kandungan antioksidan yang dapat memberikan perlindungan bagi membrane sel
pada kulit kepala dan mencegah
membentukan lapisan hidrofobik pada permukaan kulit kepala. (Lampiran 2)
·
Kandungan ellagic acid dari strawberry juga dapat mencegah penipisan dan kerontokan pada
rambut serta dapat memberikan efek melembutkan pada rambut. Kandungan lain
di dalam strawberry seperti folat dan vitamin B6 dapat mengatasi kerotokan dan
masalah pada kulit kepala (Lampiran 2)
·
Buah Strawberry juga kaya akan vitamin B seperti biotin, inositol vit.B5 dan B6 yang dapat
mencegah kerontokan rambut dan kandungan mineral lain yang dapat mencegah
pertumbuhan jamur pda kulit kepala (Lampiran 3 dan 4)
Konsentrasi
: 4,7%
Alasan
:
·
Asam folat yang diperlukan untuk mendapatkan rambut
indah dan sehat sebanyak 400microgram (Lampiran 1)
·
Kandungan asam folat dalam buat strawberry sebanyak
70microgram/ 100 gram buah strawberry segar sehingga dibutuhkan 571,4 g buah
strawberry segar untuk memenuhi kebutuhan asam folat per harinya (Lampiran 1)
·
Pada praktikum ini digunakan ekstrak kering buah
strawberry, sehingga hanya diperlukan 57,14 gram ekstrak strawberry untuk
memenuhi kebutuhan asam folat. à
konsentrasi terlalu besar sehingga tidak digunakan sebagai acuan
·
Kandungan ellagic acid pada strawberry adalah sebesar
487,2 - 1065,2 µgram/100gram (Nowak,
2006) à
rata-rata 776,2
·
Pada penelitian terdahulu ellagic acid (murni ) dengan
konsentrasi 0,5µg/mL dapat memberikan efek conditioning pada rambut pada hewan
percobaan babi ( lampiran 5)
·
Ekstrak buah strawberry yang dibutuhkan :
3. Penambahan Ekstrak Coklat
Alasan:
·
Coklat dapat membantu memperlancar sirkuasi darah pada
kulit kepala sehingga meningkatkan pertumbuhan dan mencegah kerontokan rambut
serta dapat meningkatkan kesehatan dari rambut panjang sehingga menjadi lebih
bersinar dan tebal dan memiliki efek anti inflamasi sehingga dapat meminimalkan
infeksi pada kulit kepala (Lampiran 6)
·
Dark chocolate memiliki kandungan >70% cocoa yang
bermanfaat untuk mencegah kerontokan, melembutkan raambut dan menstimulasi
kulit kepala agar mempercepat pertumbuhan rambut. Selain itu dark chocolate
dapat memperlancar aliran oksigen dan darah pada kulit kepala sehingga
meningkatkan kesehatan dan kekuatan rambut. (lampiran 6).
·
Cokelat merupakan buah yang kaya akan senyawa
antioksidan yang dapat mencegah kerusakan rambut yang membuat rambut tampak
kusam, rontok dan tidak bervolume, dan kasar. Cokelat juga dapat memberikan
efek lembut dan membuat rambut tampak bersinar serta meningkatkan elastisitas
rambut agar tidak mudah patah (lampiran 7)
·
Kandungan vitamin dan mineral di dalam coklat seperti
vitamin A yang berguna sebagai antioksidan, yang dapat memberikan efek terhadap
ketebalan, kekuatan dari rambut, riboflavin/ vit.B2 untuk pertumbuhan, tiamin
/vit.B1 akan memberikan efek bersinar dan kekuatan, pertumbuhan. Selain itu
kandungan Kalium dapat merangsang pertumbuhan, Fosfor berfungsi untuk mencegah
rambut rontok serta Magnesium memberikan kekuatan dan pertumbuhan pada rambut
(Lampiran 8)
Konsentrasi:
10%
Alasan
:
·
Berdasarkan resep tradisional digunakan cocoa powder
sebanyak 2-3 sendok makan (Lampiran 8,9) à ± 10
gram
·
Digunakan setengah resep karena terdapat penggunaan
shampoo berbahan coklat pula
·
Perkiraan penggunaan sediaan creambath (1x) = ±100gram
x 100% = 10%
4.
Penggantian Castor oil dan
vegetable oil dengan olive oil
Alasan:
·
Castor
oil berbau kurang sedap
·
Memiliki
efek menumbuhkan rambut namun tidak seefektif olive oil yang memiliki manfaat
lebih banyak
5.
Penambahan Olive Oil
Alasan:
·
Olive
oil memiliki berbagai keuntungan yaitu (1)mencegah produksi hormon DTH sehingga
dapat mencega rambut rontok; (2)olive oil memiliki kandungan antioksidan yang
dapat mengurangi kerusakan pada rambut yang disebabkan oleh perlakuan pada
rambut; (3)dapat membuat kulit tampak lembut dan bersinar; (4)dapat membuat
rambut lebih sehat dengan bebas dari fungi serta bakteri; (5)meningkatkan
sirkulasi darah pada kepala yang dapat menstimulasi folikel rambut sehingga
membuat pertumbuhan rambut lebih tebal (Lampiran 10).
Konsentrasi
terpilih: 10%
Alasan:
·
Konsentrasi
lazim dari penggunaan olive oil. Konsentrasi tersebut untuk menggantikan
konsentrasi dari castor oil dan vegetable oil
IV.
BENTUK SEDIAAN DASAR
a.
Bentuk : Krim
b. Definisi : Krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relative cair diformulasikan
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan
tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air
atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam
air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan
kosmetika dan estetika (Departemen Kesehatan RI, 1995).
c.
Persyaratan :
Krim yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mudah
dioleskan dan merata pada kulit, mudah dicuci
bersih dari daerah lekatan, tidak menodai pakaian, tidak berbau tengik, bebas
dari partikel keras dan tajam, tidak mengiritasi kulit, dan tempat
penyimpanannya harus sesuai dengan sifat krim yang dibuat (Wilkinson, 1982).
V.
BENTUK SEDIAAN
KOSMETIK TERPILIH
a.
Bentuk : Krim creambath
b.
Definisi :
Sediaan yang dapat
memperbaiki kerusakan serta melindungi rambut
pada
lapisan kutikula, namun tidak mencapai korteks (Melia, 2013), sediaan yang
dapat merangsang kulit kepala
dan folikel rambut dan lembut dan memperkuat helai rambut.
c.
Tujuan : menjaga dan meningkatkan
kesehatan rambut dengan cara
memberikan
vitamin untuk rambut , membuat kulit kepala relaks, karena pijatan yang
diberikan saat mengaplikasikan krim-nya (Melia, 2013). Membuat rambut berkilap
(shiny), mencegah kebotakan pada pria.
d.
Persyaratan :
1.
Tidak mengiritasi mata ataupun kulit
2.
Mudah berpenetrasi ke dalam kulit kepala
3.
Tercucikan oleh air karena pada pembilasannya tidak menggunakan
shampoo melainkan hanya air saja
4.
Menyebabkan rambut menjadi lebih sehat (berkilau, tidak rusak,
lebih kuat)
IV.
RANCANGAN CARA
PEMBUATAN
1. Basis.
a.
Preparasi
fase minyak 1
1.
Ditimbang
wool fat sebanyak 7,5 gram.
2.
Diukur
air sebanyak 2,5 ml.
3.
Dicampur
dalam cawan porselen dan diaduk hingga berwarna putih
b.
Preparasi
fase minyak 2
1.
Ditimbang
cetearyl alcohol sebanyak 54 gram.
2.
Ditimbang
spermaceti sebanyak 10 gram.
3.
Dicampur
wool fat, cetearyl alcohol, dan spermaceti dalam satu cawan kemudian ditunggu
hingga meleleh di atas water bath.
c.
Preparasi
fase minyak 3
1.
Ditimbang
olive oil sebanyak 50 gram.
2.
Ditimbang
isopropil miristat sebanyak 30 gram.
3.
Dicampur
isopropil miristat dan olive oil dalam satu cawan dan dipanaskan di atas water
bath.
d.
Preparasi
Fase Air 1
1.
Ditimbang
Nipagin 0,9 gram dan Nipasol 0.1 gram menggunakan kertas
perkamen.
2. Ditimbang Sodium cetearyl sulphate sebanyak 6 gram.
3.
Nipagin,
nipasol, dan Sodium cetearyl sulphate dilarutkan dalam sorbitol sebanyak 25 gram.
4.
Larutan
tersebut kemudian dipanaskan dalam beker di atas water bath.
e.
Preparasi
fase air 2
1.
Diukur
air sebanyak 174 ml kemudian dipanaskan di atas water bath
f.
Preparasi
bahan aktif
1.
Ekstrak kering stroberi ditimbang sebanyak 30 gram.
2.
Bubuk coklat ditimbang sebanyak 50 gram.
3.
Ekstrak
kering stroberi dan bubuk coklat dicampur hingga homogen kemudian dilarutkan
dalam air panas sebanyak 60 ml.
2. Pembuatan
Krim
a.
Disiapkan
mortir panas (diberi sedikit alkohol lalu dibakar dengan api)
b.
Fase
air 1 dan 2 dimasukkan ke dalam mortar panas kemudian dicampur dengan fase
minyak 2 dan 3.
c.
Digerus
kuat hingga mortar agak dingin
d.
Kemudian
dimasukkan bahan aktif yang telah dilarutka
e.
Diaduk
hingga sediaan membentuk massa krim
f.
Dimasukkan
krim ke dalam pot dan dievaluasi.
g.
Diberi
etiket, dos dan label yang sesuai.
a. Pengamatan Organoleptis
Pemeriksaan
organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bentuk luar, dan bau dari sediaan krim.
Cara mengetahui bentuk penampakan krim (opaque
/ translucent) adalah dengan menggunakan dua gelas arloji datar kemudian
meratakan sejumlah sediaan dengan gelas arloji tersebut. Sediaan yang terdapat
di gelas arloji diterawang dengan menggunakan lampu atau senter.
b.
Pemeriksaan pH
Untuk melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi
dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH
asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda
dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. 1 gram sediaan di tambahkan dengan
air 9 ml kemudian diaduk merata. Amati nilai Ph dengan menggunakan ph meter (Helen et al.,
2011)
c.
Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan
mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok. Krim dikatakan homogen bila
susunan partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau tidak tercampur (Departemen Kesehatan RI, 1979).
Kriteria
|
Penilaian
|
+++
|
Sangat homogen
|
++
|
Kurang homogen
|
+
|
Tidak homogen
|
d.
Pengujian Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary brookfield viscometer, dengan
cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada gelas piala, kemudian memasang
spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel dicelupkan ke dalam sediaan
kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang diperoleh (Remington, 1995).
e.
Pengujian Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram
sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi
kaca transparan, kemudian dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah
yang diberikan oleh sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan
kaca yang diberi beban 5 gram dan dibiarkan selama 60 detik.Kemudian luas yang diberikan oleh
sediaan dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
+++
|
≥ 5 cm
|
Sangat mudah menyebar
|
++
|
3-5 cm
|
Mudah menyebar
|
+
|
≤ 3 cm
|
Tidak menyebar
|
f.
Pengujian Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah 0,1
gram sediaan kemudian diletakkan pada ibu jari dan telunjuk, dihitung
ketinggian pelekatan sediaan di antara telunjuk dan ibu jari.
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
+++
|
Sangat lekat
|
≥ 1cm
|
++
|
Kurang lekat
|
0.5 – 1cm
|
+
|
Tidak lekat
|
≤ 0.5cm
|
g.
Pengujian Daya Tercucikan Air
Pengujian daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g
krim dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air
sambil membilas tangan.
Kriteria
|
Penilaian
|
Keterangan
|
+++
|
≤ 30 s
|
Sangat mudah tercucikan air
|
++
|
30 s – 1 mnt
|
Mudah tercucikan air
|
+
|
≥ 1 mnt
|
Tidak tercucikan air
|
h. Pengujian tipe emulsi
Pengujian tipe emulsi bisa dilakukan dengan 2
metode yaitu: metode pengenceran dan metode dispersi zat warna (Pakki et al,
2009)
Metode pengenceran, krim yang jadi dimasukkan ke dalam vial, kemudian diencerkan de-ngan air. Jika emulsi dapat diencerkan maka tipe emulsi adalah tipe m/a (Pakki et al, 2009). Sementara untuk metode dispersi
zat warna, emulsi yang dibuat dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditetesi de-ngan beberapa tetes larutan biru metilen. Jika warna biru segera
terdispersi ke seluruh emulsi maka tipe emulsinya adalah tipe m/a (Pakki et al, 2009).
Kriteria
|
Penilaian
|
Emulsi m/a
|
Dapat diencerkan dengan air
|
Emulsi a/m
|
Tidak dapat diencerkan dengan air
(terpisah)
|
i.
Pengujian distribusi ukuran partikel
Pengukuran
distribusi ukuran partikel dilakukan denganmemakai alat mikroskop yang
dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya adalahdengan menimbang 0,1 gram
krim kemudian diencerkan dengan air suling sampai1 ml diambil sedikit hasil
pengenceran tersebut dan diteteskan pada kaca objek, laludilakukan pengukuran
partikel sampai dengan 500 partikel (Lachman, dkk,1994). Distribusi ukuran partikel yang baik dan stabil secara
fisik adalah 1-50 µm (Yenti et al, 2011).
j.
Uji stabilitas
Sediaan diletakkan pada wadah yang dibiarkan dalam ruangan
terkondisi 45 C dan kelembapan 75%. Sesudah 1 bulan diamati penampilan dan
kestabilan fisika dari sediaan (Kuman and
Mali, 2010)
k.
efektivitas
5 gram sediaan
dioleskan pada rambut (rambut dapat diperoleh daari salon dan sudah dipisahkan
dari rambut putih) yang telah diambil dan dibentuk ikatan dengan diameter
kurang lebih 1,5 cm dan panjang 25 cm. bagian rambut dibagi, menjadi bagian
yang terkena produk dan tidak agar bisa dibandingkan. Sesudah digunakan biarkan
15 menit kemudian cuci dengan air. Setiap panelis harus ditreatment 8x selama 2
hari. Kemudian diamati kelembutan, kilau, kekuatan, morfologi rambut (Helen et al., 2011)
l.
Kelembutan:
Dilakukan pada
panelis terlatih, dan penilaian diberikan melalui criteria yang ada. Uji ini
harus dilakukan pada rambut yang hasil uji awalnya sebelum diberikan produk,
adalah kasar.
Kriteria
|
Peniliaian
|
++
|
Rambut
menjadi lebih lembut
|
+
|
Rambut
kasar
|
m.
Kilau
rambut
Dengan bantuan
panelis, dilihat pada rambut yang telah kering kemudian ditreatment. Amati
hasil rambut dengan criteria penilaian.
Kriteria
|
Peniliaian
|
++
|
Rambut
menjadi berkilau
|
+
|
Rambut
kusam
|
n.
Kekuatan
rambut:
Rambut yang sudah
ditreatment diamati menggunakan alat hair strength autograph.
o.
Morfologi
rambut
Rambut yang sudah
ditreatment diamati dengan SEM. Rambut yang digunakan harus merupakan rambut
yang ada kerusakan sebelumnya kemudian diberi produk dan diamati apakah rambut
mengalami peningkatan hasil atau tidak
p.
Uji
iritasi kulit
Diuji pada 6
orang. Produk digunakan pada kulit yang terletak dibelakang telinga, ditutup
dengan pads selama 24 jam kemudian diamati apakah terjadi kemerahan atau tidak.
q. Iritasi
pada mata
Metode: Draize and Kelly test
arutan sediaan 1%, dioleskan pada conjungtiva pada
salah satu mata kelinci. Mata sebelahnya berfungsi sebagai control. Bila sudah
diamti perubahan yang terjadi. Digunakan Lukas air untuk mengobati mata kelinci
yang telah diuji.