Halaman

12.04.2014

POMADE

I.              NAMA SEDIAAN KOSMETIKA
Hair Dressing

II.                TUJUAN PEMAKAIAN SEDIAAN KOSMETIKA
Hairdressings adalah kategori produk rambut yang sering digunakan baik pria maupun wanita. Banyak macam produk mulai dari yang tradisional sampai modern. Pomade merupakan hairdressing yang masuk dalam kategori Brilliantines. Basis Pomade adalah petrolatum yang dikombinasikan dengan bahan yang lain seperti vegetable oil, beeswax, dan silicon. Formula yang terkini lebih bertekstur ringan karena penggunaan Vegetable wax and oil. Penggunaan utama dari pomade adalah untuk memberikan efek kilau pada rambut, mempermudah styling rambut dan mengurangi efek keriting pada rambut (Poucher Perfume).

 MODIFIKASI FORMULA
Ø  Modifikasi dilakukan terhadap formula standar

Bahan-bahan tambahan yang akan diganti / ditambahkan / diubah konsentrasi
1.      Penambahan Esktrak Buah naga
Alasan:
-          Kandungan vitamin A pada buah  naga dapat melindungi folikel rambut dari radikal bebas, sehingga rambut tidak rusak dan kering.
-          Kandungan vitamin C buah naga merangsang pembentukan kolagen sehingga meningkatkan elastisitas rambut, serta dengan efek antioksidannya melindungi sel didaerah folikel rambut dan sel didekat daerah pembuluh darah sehingga folikel rambut kuat dan tidak mudah rontok serta rambut tampak sehat karena peredaran darah disekitar rambut lancer.
-          Vitamin B1 (thiamin)  dan B2 serta niasin pada buah naga berguna untuk menutrisi rambut pada daerah folikel.
-          Kandungan kalsium pada buah naga berguna untuk menstimulasi sel mediator pada fosfolipid di membrane sel folikel rambut, sehingga mengurangi kerontokan rambut dan merangsang pertumbuhan rambut sehat.
Perhitungan dosis:
-          Kandungan niasin dalam 100 gram buah naga segar adalah 1297-1300mg. Jumlah niasin yang dibutuhkan untuk menutrisi rambut adalah 25-50mg, sehingga membutuhkan 3, 84 gram buah naga untuk memenuhi kebutuhan niasin.
-          Kandungan vitamin C dalam 100g buah naga segar adalah 9 mg, sedangkan kebutuhan vitamin C untuk kesehatan rambut adalah 100-200mg per hari. Sehingga membutuhkan 1111,1 kg buah segar untuk memenuhi kebutuhan vitamin C pada rambut yang berarti membutuhkan 11,11g ekstrak buah naga kering.
Konsentrasi terpilih:
-          13,88% ekstrak buah naga kering. (hair dressing)
Untuk satu sediaan hair poemed: 80g
(11,11/80) x 100% = 13,88% à14%

I.                   RANCANGAN CARA PEMBUATAN
1.      Bahan aktif 1
a.       Buah naga ditimbang sebanyak 500 gram kemudian diblender.
b.      Jus buah naga tersebut disaring dengan menggunakan kain flannel untuk mendapatkan filtrat.
c.       Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan di atas water bath hingga konsistensinya kental.
d.      Ekstrak kental tersebut ditimbang sebanyak 33,6 gram kemudian dilarutkan dalam 10 ml air
Bahan aktif 2
a.       Ekstrak kering stroberi ditimbang sebanyak 4.8 gram kemudian dilarutkan dalam 5 ml aquades.
2.      Basis.
a.       Preparasi fase 1
1.      Ditimbang Gliserin sebanyak 4.8 gram menggunakan cawan porselen.
2.      Diukur isopropil alkohol (0.785 g/ml) sebanyak 30.6 ml
3.      Ditimbang disodium EDTA sebanyak 0.12 gram
4.      Ditimbang nipagin dan nipasol masing-masing sebanyak 0.432 gram dan 0.048 gram.
5.      Semua bahan tersebut dicampur hingga semua padatan terlarut dan homogen.
b.      Preparasi fase 2
1.      Ditimbang carbopol 941 sebanyak 1.2 gram menggunakan kertas perkamen.
2.      Diukur air sebanyak 120 ml menggunakan gelas ukur.
3.      Carbopol didispersikan dalam air hingga homogen.
c.       Preparasi Fase 3
1.      Ditimbang trietanolamin sebanyak 1.8 gram
2.      Diukur air sebanyak 6.4 ml.
3.      Trietanolamin dicampurkan dengan air tersebut.
d.      Preparasi fase 4
1.      Ditimbang PVA sebanyak 1.44 gram kemudian didispersikan dan dikembangkan dalam air panas sebanyak 10 ml.
2.      Ditimbang PVP K-30 sebanyak 3.36 gram
3.      Diukur isopropil alkohol (0.785 g/ml) sebanyak 30.6 ml
4.      PVP K-30 dan PVA dilarutkan dalam isopropil alkohol
3.      Pembuatan Sediaan
a.       Disiapkan mortar
b.      Masukkan fase 1 yang telah tercampur homogen
c.       Dilanjutkan dengan memasukkan tiap fase secara berurutan, diawali dengan fase 2, fase 3, dan kemudian fase 4, yang selalu disertai pengadukan hingga homogen sebelum dimasukkan fase berikutnya.
d.      Ekstrak buah naga dimasukkan terakhir saat basis telah terbentuk.
e.       Sediaan dimasukkan ke dalam wadah.
f.       Diberi etiket, dos dan label yang sesuai.


Organoleptis
Warna
Bentuk
Bau

Kuning kecoklatan
Gel
Bau khas buah naga

pH
4.5-6.5

Viskositas
34000-42000 (medium – high viscosity)

Homogenitas
Homogen

Daya sebar
Mudah menyebar

Daya tercucikan air
Tercucikan air

Daya Lekat
Tidak lekat

Ukuran Partikel
1 – 50 µm (Yenti et al, 2011)

UJI EFEKTIFITAS
Daya setting rambut
Mampu memberikan efek kaku pada rambut

Efek glossy rambut
Mampu membuat rambut tampak berkilau

lipstik

MODIFIKASI FORMULA
Ø  Modifikasi dilakukan terhadap formula standar

Bahan-bahan tambahan yang akan diganti / ditambahkan / diubah konsentrasi
1.      Penggantian oktildodesil stearoil stearat dengan dimetikon
Alasan:
-          Oktildodesil stearoil steazrat memiliki fungsi untuk memberikan lapisan film pada permukaan lipstick serta meningkatkan daya lekatnya pada bibir, namun karena ketersediaan bahan yang terbatas maka digantikan dengan dimetikon yang memiliki karakteristik serta fungsi yang serupa dengan oktil dodesil stearoil stearat terutama dalam kemampuannya untuk meningkatkan daya lekat dari lipstick pada bibir sehingga lipstick akan menjadi lebih tahan lama.
Konsentrasi terpilih: 5%
Alasan:
Disesuaikan dengan jumlah oktil dodesil stearoil stearat yang digantikan
2.      Penggantian lanolin oil dengan olive oil
Alasan:
-          Olive oil memiliki banyak kandungan bermanfaat di dalamnya salah satunya adalah vitamin C dan vitamin A yang dapat berfungsi sebagai antioksidan dan baik untuk kesehatan bibir serta memberikan kelembaban.
-          Lanolin oil akan memberikan bau yang kurang enak pada sediaan lipstick sedangkan olive oil tidak berbau dan relative lebih stabil daripada lanolin oil.
Konsentrasi terpilih: 1%
Alasan:
Disesuaikan dengan jumlah lanolin oil yang digantikan

3.      Penghilangan timiron
Alasan:
-          Bahan tidak tersedia di laboratorium dan tidak ada pengganti yang sesuai untuk memberikan efek berkilau pada lipstick sehingga konsentrasi yang hilang digantikan dengan penggunaan bahan pewarna lipstick.





1.      Seluruh wax dilelehkan dalam satu cawan
2.      Seluruh minyak dilelehkan dalam satu cawan
3.      Campur cawan 1 dan cawan 2 pada suhu pemanasan 85oC, diaduk perlahan agar tidak menimbulkan gelembung.
4.      Kemudian ditambahkan pengawet dan antioksidan serta pewarna, diaduk kembali hingga warna terdispersi merata.
5.      Ditambahkan pengharum (essence) dan diaduk hingga homogeny
6.      Dituangkan campuran ke dalam wadah cetakan dan dibiarkan mendingin
Dilakukan uji evaluasi dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan

bedak

I.              NAMA SEDIAAN KOSMETIKA
Compact powder

II.                TUJUAN PEMAKAIAN SEDIAAN KOSMETIKA
Sediaan bedak ini digunakan untuk tata rias wajah yang bertujuan untuk menutup pori, membuat kulit nampak lebih putih (atau sesuai dengan warna bedak yang digunakan), memberikan perlindungan tambahan seperti antioksidan serta perlindungan terhadap sinar UV (tergantung dari bahan tambahan yang digunakan) (Poucher’s, 2009)


III.             TINJAUAN TENTANG SEDIAAN DI PASARAN



Giordani Gold Age Defying Pressed Powder
Bedak halus dengan manfaat jangka pendek dan panjang. Dengan BeautAge Technology yang bantu pertahankan kelembaban alami kulit dan samarkan tanda-tanda penuaan. 7 gr
Daftar bahan-bahan:

TALC, MICA, ZEA MAYS STARCH, ZINC STEARATE, DIMETHICONE, OCTYLDODECYL STEAROYL STEARATE, NEOPENTYL GLYCOL DIHEPTANOATE, TITANIUM DIOXIDE, ISONONYL ISONONANOATE, LAUROYL LYSINE, PHENOXYETHANOL, CAPRYLYL GLYCOL, SORBIC ACID, HDI/TRIMETHYLOL HEXYLLACTONE CROSSPOLYMER, CAPRYLIC/CAPRIC TRIGLYCERIDE, NYLON-12, ROSA CANINA FRUIT OIL, DISODIUM EDTA, SODIUM HYALURONATE, PARFUM, TOCOPHERYL ACETATE, RETINYL PALMITATE, PARAFFINUM LIQUIDUM, SILICA, SPILANTHES ACMELLA FLOWER EXTRACT, ASCORBYL PALMITATE, BENZYL BENZOATE, HEXYL CINNAMAL, BENZYL ALCOHOL, DEHYDROACETIC ACID, CI 77492, CI 77491, CI 77499

MODIFIKASI FORMULA
Ø  Modifikasi dilakukan terhadap formula standar

Bahan-bahan tambahan yang akan diganti / ditambahkan / diubah konsentrasi
1.      Penggantian seluruh binder dengan emulsion binder
Alasan:
-          Liquid binder sebelumnya tidak tersedia di laboratorium sehingga dilakukan penggantian
-          Emulsion binder lebih menguntungkan karena tidak menimbulkan kesan lengket seperti yang ditimbulkan oleh liquid binder sebelumnya yang tergolong dalam bahan minyak.
-          Emulsion binder menghasilkan ikatan yang lebih kompak namun juga tidak terlalu keras sehingga dapat tersapukan dengan baik.
Konsentrasi terpilih: 5%
Alasan:
Penambahan binder pada compact powder hanya berkisar pada konsentrasi 5% (Mitsui, 1998)

I.                   RANCANGAN CARA PEMBUATAN

1.      Ditimbang semua bahan yang diperlukan untuk membuat sediaan.
2.      Dicampur talk dan pigmen warna dalam mortar/ blender.
3.      Ditambahkan serbuk lainnya kemudian dicampur hingga homogen.
4.      Ditambahkan larutan pengikat dan EDTA kemudian campur hingga homogen.
5.      Dicampur kembali hingga kurang lebih 10 menit.
6.      Campuran serbuk tersebut disaring dengan ayakan no 100 kemudian dimasukkan kedalam wadah dan mesin pencetak.
7.      Sediaan yang telah dikompak kemudian dievaluasi dan dimasukkan ke dalam wadah.

modif creambath dan eval

MODIFIKASI FORMULA
Ø  Modifikasi dilakukan terhadap formula standar

Bahan-bahan tambahan yang akan diganti / ditambahkan / diubah konsentrasi
1.      Penggantian Cutavit Richter dan Soya Lecithin dengan Bahan Alam
Alasan:
·         Bahan tersebut di atas sulit untuk diperoleh
·         Bahan alam lebih efektif digunakan sebagai bahan aktif karena memiliki banyak kandungan bermanfaat yang dapat menutrisi rambut atau kulit rambut. Bahan alam memiliki lebih dari satu komponen bermanfaat (Korac and Khambholja, 2011).
·         Komponen kimia atau sintetik tersebut terkadang memiliki efek toksik dan mengiritasi pada kulit sedangkan produk dengan komponen alami dirasa lebih aman untuk digunakan karena tidak berbahaya dan tidak menimbulkan iritasi pada penggunaannya (Korac and Khambholja, 2011)

2.      Penambahan Ekstrak Stroberi
Alasan :
·         Strawberry merupakan buah-buahan yang kaya akan senyawa berkhasiat yang memiliki berbagai manfaat untuk rambut
·         Stawberry kaya akan asam folat yang dapat memperbaiki sel-sel dalam tubuh sehingga dapat mempercepat pertumbuhan dan perbaikan sel-sel rambut. (Lampiran 1)
·         Asam folat juga dapat memberikan efek rambut terlihat lebih terlihat berkilau. (Lampiran 1)
·         Buah strawberry merupakan salah satu buah yang kaya akan kandungan antioksidan yang dapat memberikan perlindungan bagi membrane sel pada kulit kepala dan  mencegah membentukan lapisan hidrofobik pada permukaan kulit kepala. (Lampiran 2)
·         Kandungan ellagic acid dari strawberry juga dapat mencegah penipisan dan kerontokan pada rambut serta dapat memberikan efek melembutkan pada rambut. Kandungan lain di dalam strawberry seperti folat dan vitamin B6 dapat mengatasi kerotokan dan masalah pada kulit kepala (Lampiran 2)
·         Buah Strawberry juga kaya akan vitamin B seperti  biotin, inositol vit.B5 dan B6 yang dapat mencegah kerontokan rambut dan kandungan mineral lain yang dapat mencegah pertumbuhan jamur pda kulit kepala (Lampiran 3 dan 4)
Konsentrasi : 4,7%
Alasan :
·         Asam folat yang diperlukan untuk mendapatkan rambut indah dan sehat sebanyak 400microgram (Lampiran 1)
·         Kandungan asam folat dalam buat strawberry sebanyak 70microgram/ 100 gram buah strawberry segar sehingga dibutuhkan 571,4 g buah strawberry segar untuk memenuhi kebutuhan asam folat per harinya (Lampiran 1)
·         Pada praktikum ini digunakan ekstrak kering buah strawberry, sehingga hanya diperlukan 57,14 gram ekstrak strawberry untuk memenuhi kebutuhan asam folat. à konsentrasi terlalu besar sehingga tidak digunakan sebagai acuan
·         Kandungan ellagic acid pada strawberry adalah sebesar 487,2 - 1065,2 µgram/100gram  (Nowak, 2006) à rata-rata 776,2
·         Pada penelitian terdahulu ellagic acid (murni ) dengan konsentrasi 0,5µg/mL dapat memberikan efek conditioning pada rambut pada hewan percobaan babi ( lampiran 5)
·         Ekstrak buah strawberry yang dibutuhkan :

3.      Penambahan Ekstrak Coklat
Alasan:
·         Coklat dapat membantu memperlancar sirkuasi darah pada kulit kepala sehingga meningkatkan pertumbuhan dan mencegah kerontokan rambut serta dapat meningkatkan kesehatan dari rambut panjang sehingga menjadi lebih bersinar dan tebal dan memiliki efek anti inflamasi sehingga dapat meminimalkan infeksi pada kulit kepala (Lampiran 6)
·         Dark chocolate memiliki kandungan >70% cocoa yang bermanfaat untuk mencegah kerontokan, melembutkan raambut dan menstimulasi kulit kepala agar mempercepat pertumbuhan rambut. Selain itu dark chocolate dapat memperlancar aliran oksigen dan darah pada kulit kepala sehingga meningkatkan kesehatan dan kekuatan rambut. (lampiran 6).
·         Cokelat merupakan buah yang kaya akan senyawa antioksidan yang dapat mencegah kerusakan rambut yang membuat rambut tampak kusam, rontok dan tidak bervolume, dan kasar. Cokelat juga dapat memberikan efek lembut dan membuat rambut tampak bersinar serta meningkatkan elastisitas rambut agar tidak mudah patah (lampiran 7)
·         Kandungan vitamin dan mineral di dalam coklat seperti vitamin A yang berguna sebagai antioksidan, yang dapat memberikan efek terhadap ketebalan, kekuatan dari rambut, riboflavin/ vit.B2 untuk pertumbuhan, tiamin /vit.B1 akan memberikan efek bersinar dan kekuatan, pertumbuhan. Selain itu kandungan Kalium dapat merangsang pertumbuhan, Fosfor berfungsi untuk mencegah rambut rontok serta Magnesium memberikan kekuatan dan pertumbuhan pada rambut (Lampiran 8)
Konsentrasi: 10%
Alasan :
·         Berdasarkan resep tradisional digunakan cocoa powder sebanyak 2-3 sendok makan (Lampiran 8,9) à ± 10 gram
·         Digunakan setengah resep karena terdapat penggunaan shampoo berbahan coklat pula
·         Perkiraan penggunaan sediaan creambath (1x) = ±100gram
 x 100% = 10%

4.      Penggantian Castor oil dan vegetable oil dengan olive oil
Alasan:
·         Castor oil berbau kurang sedap
·         Memiliki efek menumbuhkan rambut namun tidak seefektif olive oil yang memiliki manfaat lebih banyak

5.      Penambahan Olive Oil
Alasan:
·         Olive oil memiliki berbagai keuntungan yaitu (1)mencegah produksi hormon DTH sehingga dapat mencega rambut rontok; (2)olive oil memiliki kandungan antioksidan yang dapat mengurangi kerusakan pada rambut yang disebabkan oleh perlakuan pada rambut; (3)dapat membuat kulit tampak lembut dan bersinar; (4)dapat membuat rambut lebih sehat dengan bebas dari fungi serta bakteri; (5)meningkatkan sirkulasi darah pada kepala yang dapat menstimulasi folikel rambut sehingga membuat pertumbuhan rambut lebih tebal (Lampiran 10).
Konsentrasi terpilih: 10%
Alasan:
·         Konsentrasi lazim dari penggunaan olive oil. Konsentrasi tersebut untuk menggantikan konsentrasi dari castor oil dan vegetable oil

IV.              BENTUK SEDIAAN DASAR
a.       Bentuk               : Krim
b.      Definisi              : Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relative cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Departemen Kesehatan RI, 1995).
c.         Persyaratan          : Krim yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mudah
dioleskan dan merata pada kulit, mudah dicuci bersih dari daerah lekatan, tidak menodai pakaian, tidak berbau tengik, bebas dari partikel keras dan tajam, tidak mengiritasi kulit, dan tempat penyimpanannya harus sesuai dengan sifat krim yang dibuat (Wilkinson, 1982).


V.                 BENTUK SEDIAAN KOSMETIK TERPILIH
a.       Bentuk               : Krim creambath
b.      Definisi              : Sediaan yang dapat memperbaiki kerusakan serta melindungi rambut
pada lapisan kutikula, namun tidak mencapai korteks (Melia, 2013), sediaan yang dapat merangsang kulit kepala dan folikel rambut dan lembut dan memperkuat helai rambut.
c.       Tujuan                : menjaga dan meningkatkan kesehatan rambut dengan cara
memberikan vitamin untuk rambut , membuat kulit kepala relaks, karena pijatan yang diberikan saat mengaplikasikan krim-nya (Melia, 2013). Membuat rambut berkilap (shiny), mencegah kebotakan pada pria.
d.      Persyaratan         :
1.      Tidak mengiritasi mata ataupun kulit
2.      Mudah berpenetrasi ke dalam kulit kepala
3.      Tercucikan oleh air karena pada pembilasannya tidak menggunakan shampoo melainkan hanya air saja
4.      Menyebabkan rambut menjadi lebih sehat (berkilau, tidak rusak, lebih kuat)

IV.              RANCANGAN CARA PEMBUATAN
1.      Basis.
a.       Preparasi fase minyak 1
1.      Ditimbang wool fat sebanyak 7,5 gram.
2.      Diukur air sebanyak 2,5 ml.
3.      Dicampur dalam cawan porselen dan diaduk hingga berwarna putih

b.      Preparasi fase minyak 2
1.      Ditimbang cetearyl alcohol sebanyak 54 gram.
2.      Ditimbang spermaceti sebanyak 10 gram.
3.      Dicampur wool fat, cetearyl alcohol, dan spermaceti dalam satu cawan kemudian ditunggu hingga meleleh di atas water bath.

c.       Preparasi fase minyak 3
1.      Ditimbang olive oil sebanyak 50 gram.
2.      Ditimbang isopropil miristat sebanyak 30 gram.
3.      Dicampur isopropil miristat dan olive oil dalam satu cawan dan dipanaskan di atas water bath.

d.      Preparasi Fase Air 1
1.      Ditimbang Nipagin 0,9 gram dan Nipasol 0.1 gram menggunakan kertas perkamen.
2.      Ditimbang Sodium cetearyl sulphate sebanyak 6 gram.
3.      Nipagin, nipasol, dan Sodium cetearyl sulphate dilarutkan dalam sorbitol sebanyak 25 gram.
4.      Larutan tersebut kemudian dipanaskan dalam beker di atas water bath.

e.       Preparasi fase air 2
1.      Diukur air sebanyak 174 ml kemudian dipanaskan di atas water bath

f.       Preparasi bahan aktif
1.      Ekstrak kering stroberi ditimbang sebanyak 30 gram.
2.      Bubuk coklat ditimbang sebanyak 50 gram.
3.      Ekstrak kering stroberi dan bubuk coklat dicampur hingga homogen kemudian dilarutkan dalam air panas sebanyak 60 ml.

2.      Pembuatan Krim
a.       Disiapkan mortir panas (diberi sedikit alkohol lalu dibakar dengan api)
b.      Fase air 1 dan 2 dimasukkan ke dalam mortar panas kemudian dicampur dengan fase minyak 2 dan 3.
c.       Digerus kuat hingga mortar agak dingin
d.      Kemudian dimasukkan bahan aktif yang telah dilarutka
e.       Diaduk hingga sediaan membentuk massa krim
f.       Dimasukkan krim ke dalam pot dan dievaluasi.
g.       Diberi etiket, dos dan label yang sesuai.


a.       Pengamatan Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bentuk luar, dan bau dari sediaan krim. Cara mengetahui bentuk penampakan krim (opaque / translucent) adalah dengan menggunakan dua gelas arloji datar kemudian meratakan sejumlah sediaan dengan gelas arloji tersebut. Sediaan yang terdapat di gelas arloji diterawang dengan menggunakan lampu atau senter.
b.      Pemeriksaan pH
Untuk melakukan pemeriksaan pH, pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. 1 gram sediaan di tambahkan dengan air 9 ml kemudian diaduk merata. Amati nilai Ph dengan menggunakan ph meter (Helen et al., 2011)


c.       Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Krim dikatakan homogen bila susunan partikel-partikel tidak ada yang menggumpal atau tidak tercampur (Departemen Kesehatan RI, 1979).

Kriteria
Penilaian
+++
Sangat homogen
++
Kurang homogen
+
Tidak homogen

d.      Pengujian Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan rotary brookfield viscometer, dengan cara memasukkan sebanyak 250 ml sediaan pada gelas piala, kemudian memasang spindel yang sesuai dengan sediaan. Spindel dicelupkan ke dalam sediaan kemudian alat dinyalakan dan mencatat hasil yang diperoleh (Remington, 1995).

e.       Pengujian Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik yang telah dilapisi kaca transparan, kemudian dibiarkan sesaat (kurang lebih 15 detik). Luas daerah yang diberikan oleh sediaan dihitung, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban 5 gram dan dibiarkan selama 60 detik.Kemudian luas yang diberikan oleh sediaan dihitung dan dicatat (Voigt, 1995).

Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≥ 5 cm
Sangat mudah menyebar
++
3-5 cm
Mudah menyebar
+
≤ 3 cm
Tidak menyebar

f.          Pengujian Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah 0,1 gram sediaan kemudian diletakkan pada ibu jari dan telunjuk, dihitung ketinggian pelekatan sediaan di antara telunjuk dan ibu jari.
Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
Sangat lekat
≥ 1cm
++
Kurang lekat
0.5 – 1cm
+
Tidak lekat
≤ 0.5cm

g.       Pengujian Daya Tercucikan Air
Pengujian daya tercucikan air dilakukan dengan cara sejumlah 1 g krim dioleskan pada telapak tangan kemudian dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan.

Kriteria
Penilaian
Keterangan
+++
≤ 30 s
Sangat mudah tercucikan air
++
30 s – 1 mnt
Mudah tercucikan air
+
≥ 1 mnt
Tidak tercucikan air



h.      Pengujian tipe emulsi
Pengujian tipe emulsi bisa dilakukan dengan 2 metode yaitu: metode pengenceran dan metode dispersi zat warna (Pakki et al, 2009)
Metode pengenceran, krim yang jadi dimasukkan ke dalam vial, kemudian diencerkan de-ngan air. Jika emulsi dapat diencerkan maka tipe emulsi adalah tipe m/a (Pakki et al, 2009). Sementara untuk metode dispersi zat warna, emulsi yang dibuat dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditetesi de-ngan beberapa tetes larutan biru metilen. Jika warna biru segera terdispersi ke seluruh emulsi maka tipe emulsinya adalah tipe m/a (Pakki et al, 2009).

Kriteria
Penilaian
Emulsi m/a
Dapat diencerkan dengan air
Emulsi a/m
Tidak dapat diencerkan dengan air (terpisah)

i.        Pengujian distribusi ukuran partikel
Pengukuran distribusi ukuran partikel dilakukan denganmemakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler. Caranya adalahdengan menimbang 0,1 gram krim kemudian diencerkan dengan air suling sampai1 ml diambil sedikit hasil pengenceran tersebut dan diteteskan pada kaca objek, laludilakukan pengukuran partikel sampai dengan 500 partikel (Lachman, dkk,1994). Distribusi ukuran partikel yang baik dan stabil secara fisik adalah 1-50 µm (Yenti et al, 2011).

j.        Uji stabilitas
Sediaan diletakkan pada wadah yang dibiarkan dalam ruangan terkondisi 45 C dan kelembapan 75%. Sesudah 1 bulan diamati penampilan dan kestabilan fisika dari sediaan (Kuman and Mali, 2010)

k.      efektivitas
5 gram sediaan dioleskan pada rambut (rambut dapat diperoleh daari salon dan sudah dipisahkan dari rambut putih) yang telah diambil dan dibentuk ikatan dengan diameter kurang lebih 1,5 cm dan panjang 25 cm. bagian rambut dibagi, menjadi bagian yang terkena produk dan tidak agar bisa dibandingkan. Sesudah digunakan biarkan 15 menit kemudian cuci dengan air. Setiap panelis harus ditreatment 8x selama 2 hari. Kemudian diamati kelembutan, kilau, kekuatan, morfologi rambut (Helen et al., 2011)
l.        Kelembutan:
Dilakukan pada panelis terlatih, dan penilaian diberikan melalui criteria yang ada. Uji ini harus dilakukan pada rambut yang hasil uji awalnya sebelum diberikan produk, adalah kasar.
Kriteria
Peniliaian
++
Rambut menjadi lebih lembut
+
Rambut kasar

m.    Kilau rambut
Dengan bantuan panelis, dilihat pada rambut yang telah kering kemudian ditreatment. Amati hasil rambut dengan criteria penilaian.

Kriteria
Peniliaian
++
Rambut menjadi berkilau
+
Rambut kusam

n.      Kekuatan rambut:
Rambut yang sudah ditreatment diamati menggunakan alat hair strength autograph.

o.      Morfologi rambut
Rambut yang sudah ditreatment diamati dengan SEM. Rambut yang digunakan harus merupakan rambut yang ada kerusakan sebelumnya kemudian diberi produk dan diamati apakah rambut mengalami peningkatan hasil atau tidak

p.      Uji iritasi kulit
Diuji pada 6 orang. Produk digunakan pada kulit yang terletak dibelakang telinga, ditutup dengan pads selama 24 jam kemudian diamati apakah terjadi kemerahan atau tidak.
q.      Iritasi pada mata
Metode: Draize and Kelly test
arutan sediaan 1%, dioleskan pada conjungtiva pada salah satu mata kelinci. Mata sebelahnya berfungsi sebagai control. Bila sudah diamti perubahan yang terjadi. Digunakan Lukas air untuk mengobati mata kelinci yang telah diuji.